Brewing coffee is truly a combination of art and science. It takes knowledge, skills, and most importantly, passion for a perfection – cikopi
Bener banget….bikin kopi nggak bisa asal bikin aja, harus pake takaran, even untuk kopi sesederhana kopi tubruk. Untuk secangkir kopi, perlu bubuk kopi sekian sendok dan gula sekian sendok. Pasti ada takarannya sesuai selera masing-masing karena tiap takaran yang berbeda akan menghasilkan rasa yang berbeda pula.

Syphon
Pagi ini nyobain brewing method yang menurutku keren banget yaitu syphon brewing method. Sebenarnya udah lama punya gearnya, tapi karena metode brewing ini termasuk dalam kategori ribet pake banget pula, jadi tertunda terus nyobainnya. Akhirnya karena pagi ini rasa penasaran berhasil mengalahkan rasa males, sukses bikin kopi pake syphon. Tapi belum nemu takaran kopi yang pas di lidah dan ada burnt taste karena air terlalu panas saat proses pembuatan kopinya.

Syphon

Syphon

Syphon

Syphon
Pake syphon berasa main-main di lab fisika aja. Dan memang hukum fisika yang berlaku pada alat ini. Terdapat dua chamber yang dihubungkan dengan tunnel. Ketika air di chamber bawah mendidih, tekanan udara akan naik dan mendorong air ke chamber atas yg sudah diberi filter pada lubang yg berada di dasar chambernya. Setelah air berpindah ke atas, masukin coffee ground ke chamber atas kemudian aduk-aduk. Biarkan blooming selama 30 detik. Lalu matikan api. Apa yang terjadi ketika api mati? Tekanan udara pada chamber bawah berkurang sampai menjadi normal kembali, otomatis air di chamber atas akan balik lagi ke chamber bawah sesuai sifat air yang mengalir ke tempat yang lebih rendah, dalam wujud yang baru yaitu kopi, dan ampas kopi tertahan di chamber atas karena adanya filter tadi. That’s science !
***
Latepost from February 18, 2016
Dian Widyaningtyas