Februari yang Perih

Langkah kaki terseok-seok seolah enggan memasuki bulan kedua ini. Tapi bagaimana bisa kuhentikan Sang Waktu? Dan disinilah aku berada, di bulan kedua yang tak pernah bisa kulupakan. Diawali dengan mimpi indah tentang sesosok lelaki yang telah memenuhi seluruh ruang di hatiku, bahkan sampai ke relungnya, yang membuatku terbangun dengan linangan air mata. Mungkin mimpi-mimpi serupa akan setia menghampiriku di hari-hari berikutnya. Mimpi indah yang berakhir dengan air mata.

IMG_20150111_210923

#yiruma #kisstherain

Lalu mungkin aku akan menghitung hari demi hari, mengingat kejadian demi kejadian dua tahun silam yang semuanya terekam dengan jelas dikepalaku. Entah untuk apa kukenang semuanya. Padahal setiap mengenangnya adalah sayatan yang menyakitkan. Tak ada yang bisa menyakitiku selainnya itu. Tapi sepertinya kenangan itu begitu setia menyertaiku, kemanapun aku mencoba melarikan diriku darinya.

Aku sedang tak ingin bicara tentang logika. Aku hanya ingin bicara tentang rasa. Dan ini bukan soal ikhlas atau nggak ikhlas, karena perasaan tetaplah perasaan. Maka biarkan aku sejenak mengenang semuanya, mengenang semua rasa yang kurasakan dua tahun silam dan hari demi hari setelahnya.

Tidak,  aku tidak sedang terpuruk dalam kesedihan. Life must go on. Aku tahu dan sadar betul itu. Tapi aku ingin membawa diriku kembali ke masa dua tahun silam walau kutahu itu akan sangat menyakitkan. Aku harus kesana, menapak tilas salah satu masa laluku. Untuk kemudian merenungi apakah sudah benar langkahku setelahnya itu.

***

Dian Widyaningtyas

Journey of My Life

Jelang dua tahun kepergianmu, Belahan jiwa

Sunday, February 1st, 2015

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s