Saat buka puasa adalah saat crowded bagiku. Dengan waktu yang terbatas, aku harus bisa menyediakan makanan dan minuman untuk berbuka bagi kami sekeluarga. Ya waktunya sangat terbatas. Aku pulang dari kantor jam 17.00 dan buka puasa jam 17.30. Artinya aku hanya punya waktu selama 30 menit untuk menyediakan nasi, sayur, lauk, dan minuman untuk berbuka puasa. Mungkin bagi orang lain waktu selama 30 menit itu sudah lebih dari cukup, hm…bagiku cukup sih, tapi harus dengan ekstra effort.
So, aku harus mengerahkan segala apa yang ada di dapur untuk mempercepat proses memasak. urusan nasi kuserahkan pada magic com putih yang setia menemaniku di sudut meja dapur. Kompor dua tungku nyala semua. Satu untuk memasak sayur dan satunya untuk menjerang air buat teh hangat. Oven toaster juga turut berperan. Dia kumanfaatkan untuk mendefrost lauk yang biasanya sudah aku bekukan. Defrosting makan waktu 5 menit, jadi defrosting selesai, air sudah pula mendidih sehingga tempatnya digantikan oleh penggorengan untuk menggoreng lauk yang telah didefrost tadi. Sementara itu aku juga sambil sibuk memasak sayur di tungku sebelah. Crowded memang, tapi aku enjoy banget.
Sore itu sulung minta disediakan kuah bebek goreng yang sudah kumasukkan chiller sehari sebelumnya. Karena kuah itu sebenarnya berisi lemak, maka kuahnya membeku ketika kumasukkan chiller. Aku tidak berpikir untuk memanaskannya diatas kompor karena dua tungku sedang kupake semua. Yang terpikir olehku adalah memasuk mangkok berisi kuah beku itu ke dalam oven toaster. Mangkoknya memang terbuat dari plastik, tapi karena produk tersebut tahan dalam microwave, kupikir akan tahan juga dalam oven toaster. Kusetel waktunya selama 5 menit seperti biasanya kalau aku mendefrost lauk beku. Setelah 5 menit berlalu dan kubuka oven toaster tersebut. Do you know what happen with that bowl? Tarahhhhhh…….
Mangkoknya berubah bentuk, Saudara! Kecewa juga sih lihat nasib salah satu koleksi tuppyku jadi jelek gitu. Tentu saja cara kerja microwave berbeda dengan cara kerja oven toaster. Betapa dudulnya diriku. Nyesel banget jadinya. Kok bisa-bisanya aku ceroboh dan dudul gitu yak? Tapi biarlah..anggap aja sebagai pengalaman berharga. And don’t try this at home kalau nggak ingin koleksi tuppymu senasib dengan mangkok di atas.
***
Dian Widyaningtyas
Jelang pulang kantor, July 14th, 2014