Sudah seminggu lebih ban mobilku mengempis. Dan kian hari makin kempes saja kemudian menjadi bener-bener habis udara di dalamnya. Sebenarnya aku sudah hendak membawanya ke bengkel saat ban tersebut belum benar-benar kehabisan udara. Tapi kemacetan di daerah Aloha dari arah Sidoarjo yang terjadi tiap kali jam pulang kantor membuatku berpikir dua kali dan lebih memilih untuk mengurungkan niatku. Kupikir dengan kemacetan separah itu pasti banku akan kehabisan udara sama sekali sebelum sampai di bengkel terdekat.
Beberapa skenario sudah terlintas dipikiranku untuk mengatasi ban yang sudah benar-benar kempes. Pertama, aku akan membawanya ke bengkel sepeda di dekat komplek perumahanku, memompanya, dan kemudian baru membawanya ke bengkel mobil. Kedua, aku akan memanggil tukang bengkel untuk membantuku menggantinya dengan ban serep. Baru kemudian aku akan membawanya ke bengkel mobil. Ketiga, aku sendiri yang akan menggantinya dengan ban serep. Skenario pertama sangat tidak mungkin dengan kondisi ban yang sudah benar-benar kempes. Itu bisa merusak velg mobil. Skenario kedua…hm…entahlah, aku kurang nyaman memanggil tukang bengkel untuk datang ke rumahku. Itu artinya aku harus menggantinya sendiri dengan ban serep. Lagi pula sebenarnya aku merasa tertantang untuk menggantinya sendiri. Kapan lagi bisa belajar kalau tidak dalam situasi dan kondisi yang terpaksa gini?
Baiklah…. I’ll do it! Walaupun aku belum pernah sama sekali melakukannya. Tapi menurutku sesuatu yang nyata pasti bisa dipelajari. Pertama aku keluarin peralatan-peralatan berbungkus merah yang tersimpan di bawah jok depan. Ada dongkrak juga di sana tapi aku tidak berhasil mengeluarkannya. Dongkrak itu stuck karena ada sesuatu yang menahannya agar tidak bergeser dari tempatnya. Melihat apa yang terdapat di dalam bungkus merah membuatku kebingungan. Aku tidak tahu fungsi masing-masing peralatan tersebut kecuali satu benda, kunci ban. It’s OK, lagian sepertinya hanya alat itu saja yang kuperlukan.
Lalu aku menghubungi salah satu teman belahan jiwaku. Berharap dia bisa memanduku mengganti ban serep.
“Mas, nanya dong…”
“Ya..”
“Kalau masang dongkrak mobil dimananya ya? Ban mobil kempes nih”
“Emang bisa ganti ban mobil sendiri?”
“Ajari dong. Mobil didongkrak, bautnya dilepas, trus ganti ban. Gitu aja kan ya?”
“Iya tuh bisa. Hati-hati”
“Dongkraknya dipasang dimana?”
“Pas besi yang memanjang”
“Itu namanya apa? Chasis bukan?”
“Ya. Tanya Fulan tuh, ahli mobil” katanya sambil menyebut salah satu teman belahan jiwaku yang lain yang juga aku kenal.
“Emang sampean nggak pernah ngganti ban?”
“Nggak…”
“Jhiahahahahaha…..yo wes lah. Makasih ya, Mas”
Kemudian aku menghubungi teman belahan jiwaku tersebut.
“Assalamualaikum…” Sayangnya tidak ada jawaban dari dia.
Lalu aku menghubungi salah satu temanku, berharap dia tidak sedang asyik dengan sesuatu sehingga membuatnya slow response.
“Fulan, kalau masang dongkrak dimananya ya?” Dia sudah tahu sebelumnya kalau ban mobilku kempes. Jadi dia tidak akan kaget dengan pertanyaanku yang tiba-tiba.
“Di bawah besi dekat ban” Jawabnya tiga puluh menit kemudian.
“Di bawah besi? Besi kabeh jeee” Kataku kebingungan. “Ini ngeluarin dongkraknya dari bawah jok depan juga susah. Kecantol” Sambungku.
“Emang begitu. Agar tak mudah lepas. Kendorin bautnya”
Lalu kami terlibat dalam percakapan seputar bagaimana melepas ban dan memasang ban serep.
“Waalaikumsalam wr wb…” Teman belahan jiwaku baru menjawab setelah hampir sejam berlalu.
“Mas ajari cara ganti ban mobil dong”
“Mobil didongkrak, sebelumnya baut rodanya dikendorin dikit. Setelah itu baru didongkrak, baru buka ban”
“Jangan lupa di handrem dulu dan giginya dimasukin” Sambungnya.
“Mas ngambil dongkrak dari bawah jok depan gimana ya? Stuck disitu, seperti ada kaitannya”
“Biasanya itu ada kancingnya, dongkraknya dikendorkan sedikit, diputar ke kiri”
“Handrem dan giginya dimasukin itu gunanya untuk apa, Mas?”
“Pas didongkrak mobilnya nggak jalan”
“Kalau ngelonggarin baut ban ke kiri atau ke kanan?”
“Ke kiri dulu, jadi pas didongkrak biar nggak terlalu keras”
“Pake kaki nggak papa kan ya? Berat banget jeee”
“Ya, tapi hati-hati sambil dipegangi. Takutnya lepas dari bautnya. Sebetulnya pakai tangan bisa kok, sambil dihentakkan gitu”
“Kalau yang kempes ban belakang, dongkraknya dipasang dimananya ya?”
“Dekat pernya, posisinya dekat shockbreaker. Di situ ada dudukannya”
“Di belakang ban?”
“Pas di tengah ban itu. Dekat poros ban ada dudukannya”
“Aku harus masuk ke kolong mobil dong?”
“Nggak, dari pinggir mobil bisa kok. Mepet sama ban, paling sekitar 10 s.d 15 cm dari pas posisi untuk dongkrak”
Well….actually aku masih bingung dengan informasi yang dia berikan. Lalu aku buka-buka internet untuk mencari tahu posisi dongkrak jika ban belakang yang diganti. Soalnya aku tidak bisa menemukan buku petunjuk mobilku itu. Banyak informasi tambahan yang kudapat dari browsing di internet.
“Mas posisi mobil kan di carport yang agak naik. Apakah aman? Aku baca-baca kok kalau mau mendongkrak mobil posisi lantai harus rata”
“Aman sepanjang mobil dihandrem dan masukkan gigi”
Baiklah. Waktunya beraksi! Sebelumnya baut ban mobil kulonggari sedikit. Aku akhirnya nggak peduli kutaruh dibagian mana dongkrak tersebut. Yang penting mobilnya bisa terangkat dan aku bisa melepas bannya. Aku juga nggak peduli apakah alat yang kupakai buat memutar dongkrak tersebut sudah benar atau belum, yang penting dongkraknya bisa naik.
Aku melihat mobil sedikit demi sedikit terangkat ke atas. Aku semakin bersemangat memutar dongkrak kecil tersebut. Akhirnya aku bisa melepas ban mobil dari tempatnya.
Selanjutnya aku melepas ban serep dari “keranjang” yang posisinya berada di bawah bagasi mobil. Ada baut yang letaknya dekat pintu bagasi yang harus kulonggarkan agar kaitan keranjang tersebut bisa dilepas. Seperti pesan temanku sebelumnya, bahwa aku harus mengangkat keranjang tersebut agar kaitannya bisa dilepas. Setelah ban serep bisa kukeluarkan dari “sarangnya”, selanjutnya tinggal memasang ban serep tersebut. Prosesnya begitu mudah. Ban yang bocor aku masukkan ke dalam bagasi mobil. Ternyata ban-ban tersebut tak seberat yang kubayangkan.
Selesai sudah proses mengganti ban serep. Sebelumnya aku bertanya-tanya bagaimana jika suatu saat aku mengalami ban bocor di tengah jalan? Bagaimana cara menggantinya dengan ban serep? Apakah sangat sulit? Apakah ban-ban tersebut sangat berat? Kuatkah aku mengangkat dan memasukkan ban yang bocor ke dalam bagasi? dan beberapa pertanyaan lain seputaran itu. Tapi sekarang semua pertanyaan itu terjawab sudah. Tak ada rasa was-was lagi jika aku mengalami ban bocor di tengah jalan karena insyaAllah aku bisa mengatasinya. Selanjutnya aku ingin mempelajari seluk beluk mesinnya sehingga aku bisa mengatasi jika suatu saat mobilku mogok di perjalanan.
***
Dian Widyaningtyas
Happy birthday, Dian. Knowledge is precious gift to your birthday. Wish you the best in your life. Wish you can wipe away the tears from your eyes. Ameen…Summa Ameen.
Monday, Early June 30th, 2014.
Keerreeeennn…
Slama ini dista fikir ganti ban itu susah..karena sering bantu2 papah untuk urusan mobil,dista liat gantj ban itu susah dan ban mobil itu berat..
Ternyata tante bisa kerjain sendiri..
Keeerreeeeeennn….kalo tante bisa,berarti kemungkinan dista jg bisa.. hehee
LikeLike