Terhitung sejak tanggal 1 April 2015, ada pembagian fungsi Account Representative (AR), yaitu AR Pelayanan yang kemudian sering disingkat menjadi Alay, yang bertugas memberikan konsultasi perpajakan kepada Wajib Pajak; dan AR Penggalian Potensi yang kemudian disingkat menjadi Apes, yang bertugas untuk menggali potensi perpajakan dari Wajib Pajak. Aku sendiri mendapat kepercayaan untuk menempati posisi Alay alias AR Pelayanan.
Posisi ini bukannya tanpa tantangan. Terlebih bagiku yang orangnya cenderung pendiam (kalau tidur kalee), cuek, dan nggak bisa bekerja dengan ritme yang sudah ditentukan. Posisi AR Pelayanan mengharuskan seseorang lebih sering berinteraksi dengan banyak orang, yaitu para Wajib Pajak yang konsultasi tentang segala hal yang berkaitan dengan perpajakan. Disamping itu AR Pelayanan juga harus menyelesaikan banyak tugas yang hampir semuanya sudah ditentukan jatuh tempo penyelesaiannya.
Kurun dua bulan ini adalah masa penyesuaian diri buatku untuk bisa enjoy dengan job description yang baru. Sebenarnya tugas-tugas yang kukerjakan sekarang bukanlah sesuatu yang baru karena memang tugas-tugas tersebut sudah ada sebelumnya. Bedanya, ada beberapa tugas yang tidak lagi menjadi wewenang para Alay, dan ada beberapa tugas yang dulunya menjadi tanggung jawab seluruh Account Representative di kantorku yang berjumlah tiga puluh dua orang sekarang menjadi tanggung jawab Alay yang berjumlah delapan orang. Kebayangkan volume pekerjaan di Alay?
Yang jelas aku belum bisa menyesuaikan diri dengan kondisi sekarang. Aku masih saja merasa harus berkejaran dengan waktu tiap berada di kantor. Kadang ketika ada lebih dari tiga pekerjaan yang jatuh temponya berbarengan, bingung mana dulu yang dikerjakan dan ujung-ujungnya semuanya lepas begitu saja nggak ada yang dikerjakan sampai tuntas.
Satu hal yang bisa dijadikan momen refreshing adalah saat jadwal tugas di helpdesk. Bertemu Wajib Pajak dengan berbagai karakter, berkomunikasi dengan mereka dari soal pajak sampai soal lainnya. Selalu saja ada hal baru yang kudapat dari mereka. Entah dari cerita mereka tentang proses bisnis perusahaannya ataupun cerita tentang perjalanan hidup mereka. Memang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, tapi memberi kesempatan mereka untuk bercerita adalah salah satu bentuk empati yang pada akhirnya membuat Wajib Pajak merasa nyaman berinteraksi dengan petugas pajak. Tahu sendiri kan bagaimana image masyarakat tentang pegawai pajak? Rasanya communication skillku semakin terasah sejak rutin bertugas di helpdesk. Tantangannya adalah bagaimana membuat Wajib Pajak merasa nyaman dengan kita. Ketika Wajib Pajak sudah merasa nyaman, bahkan mereka tidak mau dilayani oleh petugas helpdesk yang lain. Padahal tiap hari, bahkan tiap jam petugas helpdesk selalu berganti orang karena memang harus diatur jadwal agar bisa bergantian dan tidak menggangu pekerjaan lainnya.
Semoga sampai dengan akhir bulan Juni ini, aku sudah bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada di kantor. Enjoy the process and keep going.
***
Dian Widyaningtyas
Early Wed, June 17th, 2015